Selasa, 18 November 2008

DUKA HATI SANG PEMUJA

Hari ini cuaca begitu cerah. Sang surya tampak tersenyum riang memancarkan sinarnya untuk menyinari bumi. Sang mega tampak begitu setia menemani menampakkan warna birunya yang menawan. Semilir sang bayu yang berhembus menyemarakkan suasana hari ini yang terasa begitu indah bagi seorang gadis berusia 17 tahun yang duduk di bangku kelas XII SMA Negeri 1 Bandung, Rissa. Ibunda Rissa telah lama pergi meninggalkan dirinya sejak usia tujuh tahun akibat penyakit leukimia yang dideritanya. Meskipun hanya sesaat merasakan kasih sayang dan belaian lembut dari seorang ibu, namun Rissa tak pernah merasa menyesal dan selalu berusaha untuk mensyukuri keadaan ini karena sekiranya ia masih mempunyai sang ayah dan seorang kakak laki-laki yang sangat menyayangi dan mencintainya.
Sepulang sekolah Rissa langsung melangkahkan kaki menuju kamarnya yang terletak di lantai atas. Ia segera merebahkan tubuhnya yang terasa begitu lelah ke atas tempat tidur empuk berseprei pink bergambarkan hati. Sesaat setelah berbaring tiba-tiba saja hp yang ada dalam tasnya berdering. Segera ia meraih tas hitam yang ada disebelahnya dan mengambil hp di dalamnya. Dibukanya hp itu dan ternyata ada satu sms dari adik kelasnya, Ivan, yang duduk di bangku kelas XI. Pelan-pelan ia membaca pesan itu.
Kak, ntr sore q krmh kk y…. bku ctk fisnya ad kn??q ambil jm 4 sore yaw…thx be4….
Dengan cepat jari jemari Rissa menekan huruf satu per satu membalas sms Radit.
Ok Bozz…..
* * *
Perkenalan Rissa dan Ivan dimulai saat mereka berdua terlibat dalam satu kepanitiaan untuk sebuah acara sekolah yang digelar OSIS setahun yang lalu.
“ De, no hp kamu berapa? Sok atuh simpan ke hp aku!” perintah Rissa kepada Radit. Kemudian Ivan menjalankan perintah kakak kelasnya itu. Dari situlah awal kedekatan keduanya dimulai. Saling membantu dan saling menghibur bila salah satu dari keduanya ada yang mendapatkan masalah. Ivan juga sering minta tolong kepada Rissa untuk mengajari pelajaran sekolah yang tak dimengertinya. Ia juga sering meminjam buku pelajaran atau komik dari kakak kelasnya itu.
* * *
Terdengar suara motor berhenti tepat di depan rumah berwarna coklat nomor 153. Pengemudinya bergegas turun dan memencet bel di luar pagar. Sesaat kemudian seorang gadis mengenakan kaos putih, bercelana levis hijau keluar membukakan pintu. Wajahnya terlihat pucat namun dari bibirnya keluar senyuman manis yang ditujukan kepada pria yang ada di luar pagar. (baca selengkapnya)

Tidak ada komentar:

slideshow

my Question